Kanker payudara adalah hal yang menakutkan bagi setiap wanita. Dari tahun ke tahun jumlah penderita kanker ini terus bertambah. Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke-2 dari jenis kanker yang menyerang wanita. Kanker payudara bisa juga menyerang pria, meskipun sangat jarang.
Sebenarnya apakah kanker itu? Setiap benjolan yang terjadi di tubuh kita, karena berbagai sebab (pertumbuhan sel berlebih, benturan, trauma dll) disebut tumor. Tumor sendiri ada yang jinak, ada pula yang ganas. Tumor yang ganas inilah yang disebut kanker. Kanker memiliki sifat khas, yaitu terdiri dari sel-sel ganas, yang dapat menyebar ke bagian tubuh yang lain. Penyebaran ini disebut metastase dan dapat terjadi melalui pembuluh darah, maupun pembuluh getah bening.
Penyebab, Gejala, dan Faktor Resiko
Penyebab kanker payudara belum diketahui secara pasti, namun terdapat beberapa keadaan yang dianggap dapat meningkatkan faktor resiko terjadinya kanker payudara. Meskipun demikian, tidak berarti mereka yang tidak memiliki faktor resiko, tidak dapat terkena kanker payudara.
Gejala Kanker Payudara
- Benjolan yang tidak hilang atau permanen. Biasanya benjolan ini tidak sakit dan terasa keras bila disentuh atau penebalan pada kulit payudara atau di sekitar ketiak.
- Perubahan ukuran atau bentuk payudara.
- Keruan pada kulit payudara.
- Keluarnya cairan dari payudara, umumnya berupa darah.
- Pembengkakan atau adanya tarikan pada puting susu.
Faktor-faktor resiko kanker payudara
- Memiliki anggota keluarga yang menderita kanker payudara.
- Mens pertama pada usia muda, menopause yang terlambat.
- Wanita yang tidak punya anak, atau melahirkan anak pertama pada usia 30 tahun.
- Pernah terdapat tumor atau kanker payudara sebelumnya.
- Mendapatkan terapi pengganti hormon jangka panjang.
Beberapa mitos tentang kanker payudara
- Kanker payudara hanya mengenai wanita usia tua. Mitos ini tidak benar, karena kanker payudara dapat terjadi pada usia berapapun. Memang resiko lebih tinggi pada usia lebih tua. Namun paradigma ini mulai bergerser.
- Jika seseorang memiliki faktor resiko, maka ia pasti terkena kanker payudara. Mitos ini tidak benar, meskipun seseorang yang mempunyai faktor resiko yang paling besar, masih ada kemungkinan ia tak terkena kanker payudara. Begitu juga pada orang-orang yang tidak punya faktor resiko, bisa saja terkena kanker payudara.
- Pengguna deodoran atau antiperspiran dapat menimbulkan kanker payudara. Mitos ini tidak benar, sampai saat ini, tidak ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa pengguna antiperspiran dapat menimbulkan kanker payudara.
Untuk deteksi adanya kanker payudara perlu dilakukan pemeriksaan.
1. Periksaa Payudara Sendiri
Sebaiknya pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi. Sebelum menstruasi (7-10 hari setelah menstruasi hari pertama), payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan.
Caranya:
Lihat adanya kelainan pada payudara sendiri seperti:
- Adanya benjolan
- Kulit bersisik sekitar puting
- Puting susu keluar darah/cairan lain
- Cekungan pada kulit payudara/seperti kulit jeruk
- Perubahan bentuk/ukuran
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan payudara dengan alat-alat penunjang seperti mamografi, USG, biopsi. Wanita usia 40-49 tahun sebaiknya diperiksa setiap 2 tahun sekali, sedangkan usia 50 tahun, sebaiknya diperiksa secara berkala tiap tahun.
Prognosis
Yaitu gambaran berat ringannya suatu penyakit. Terdapat beberapa faktor menentukan baik buruknya prognosis pada kanker payudara, antara lain:
- Stadium kanker
- Status nodus
- Gambaran histology
- Status menopausal dan reseptor hormonal
- Stadium kanker payudara biasanya ditentukan dengan sistem TNM, T=ukuran tumor, N=kelenjar getah bening yang terlibat, M=metastasis.
Terdapat sel kanker, namun belum terjadi invasi pada jaringan sekitarnya.
Stadium 1
Ukuran tumor < 2 cm dan tidak ada penyebaran ke kelenjar getah bening.
Stadium 2, terdiri dari:
a. Stadium 2A
Ukuran tumor 2-5 cm, tidak ada penyebaran pada kelenjar getah bening atau ukuran tumor 2cm namun terdapat penyebaran pada kelenjar getah bening ketiak, sesisi dengan tumor dan masih dapat digerakkan.
b. Stadium 2B
Ukuran tumor 5cm, tidak ada penyebaran pada kelenjar getah bening atau ukuran tumor 2-5cm, namun terdapat penyebaran pada kelenjar getah bening ketiak sesisi dan masih dapat digerakkan.
Stadium 3, terdiri dari:
a. Stadium 3A
Ukuran tumor 5cm, dengan penyebaran pada kelenjar getah bening sesisi namun tidak dapat digerakkan.
b. Stadium 3B
Ukuran tumor berapapun, namun meluas pada dinding dada dan kulit atau disertai penyebaran pada kelenjar getah bening mamaria interna.
Stadium 4
Ukuran tumor berapapun, dengan penyebaran pada kelenjar getah bening baik ketiak, mamaria intera, bahkan supraklavikular dan disertai penyebaran jauh seperti pada hati, paru, otak, tulang, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar